Minggu, 31 Mei 2009

Pemasaran

Pemasaran didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk

memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

Pemasaran merupakan kegiatan produktif karena menciptakan kegunaan (utility) baik

kegunaan bentuk, tempat, waktu maupun milik.

Sistem pemasaran hasil pertanian adalah suatu kompleks sistem dalam berbagai subsistem

yang berinteraksi satu sama lain dan dengan berbagai lingkungan pemasaran. Dengan

demikian lima subsistem yaitu sektor produksi, saluran pemasaran, sektor konsumsi, aliran

(flow), dan fungsional berinteraksi satu sama lain dalam subsistem keenam, yaitu lingkungan.

Pemasaran hasil pertanian dihadapkan pada permasalahan spesifik, antara lain berkaitan

dengan karakteristik hasil pertanian, jumlah produsen, karakteristik konsumen, perbedaan

tempat, dan efisiensi pemasaran.

Terdapat enam macam pendekatan yang biasa digunakan untuk menganalisis permasalahan

yang dihadapi dalam pemasaran hasil-hasil pertanian, yaitu pendekatan komoditi (commodity

approach), pendekatan kelembagaan (institutional approach), pendekatan analitis atau efisiensi

pemasaran (analytical approach), pendekatan struktur tingkah laku dan penampilan pasar (SCP

approach), dan pendekatan manajemen pemasaran (marketing management approach).

Masing-masing pendekatan tersebut tidak dapat berdiri sendiri sehingga memerlukan

pendekatan lainnya agar dapat memberikan manfaat yang lebih menyeluruh.

Jumat, 01 Mei 2009

Makna Hari pendidikan Nasional

Selamat Hari Pendidikan Nasional......

HARI ini 2 Mei 2009 adalah Hari Pendidikan Nasional. Peringatan Hari Pendidikan ini diambil dari hari lahirnya tokoh pendidikan nasional yang menonjol sejak jaman pra kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara atau yang bernama asli Soewardi Soerjaningrat. Pendidik kelahiran Yogyakarta, 2 Mei 1889


Tanggal 2 Mei 2009 mempunyai arti penting dalam kancah pendidikan nasional Indonesia. Memasuki abad 21 ini, pendidikan mempunyai arah tujuan yang jelas, yaitu memartabatkan manusia Indonesia di kancah internasional. Begitu juga baru saja bagi siswa-siswa SMA / MA, SMK, SMP/MTs dan di susul siswa SD/MI melaksanakan ujian nasional serta UASBN.

Namun begitu, dalam benak kita pendidikan di negeri ini belum beranjak melaju pesat menuju mutu yang memuaskan. Bila mau menengok ke belakang, ketika kemarin usai melaksanakan Ujian Nasional pada pelajaran matematika bagi siswa SMA/MA/SMK, raut wajah mereka banyak mengalami kekhawatiran akan hasil yang di capai dalam ujian tersebut. Harus seperti apakah yang bisa dilaksanakan oleh instuisi pendidikan kita? Apakah ini merupakan proses belajar yang salah ataukah kurang bergairahnya para siswa dalam mengikuti proses pendidikan setiap hari sehingga dikatakan gagal dalam pendidikan ?

Pada dasa warsa tahun 70 atau 80 -an para orang tua kita dalam sekolah mereka cerdas-cerdas. Padahal secara umum sarana prasarana masih sangat kekurangan. Kemudian di banding sekarang ini antara tahun 90 - 2000-an, rata-rata siswa mengeluh terhadap sulitnya pendidikan kita. Apa yang menjadi masalah dalam masalah ini ?

Tujuan pemerintah menaikkan rata-rata hasil UN 5,5 bisa sangat difahami untuk menaikkan rating mutu pendidikan nasional. Namun banyak fihak yang menganggap bahwa hal tersebut sangat memberatkan siswa. Kembali lagi, sebuah proses belajar yang salah, gagal memotivasi siswa atau kemauan siswa yang tidak semangat dalam belajar ?

Perubahan Zaman

Bila dikaji lebih jauh, kondisi tahun 70-80 an merupakan masa-masa pergerakan menuju perbaikan kondisi Indonesia. Semangat mereka sangat tinggi untuk mencapai rasa sukses dalam pendidikan. Lebih jauh jagi kalau menegok tahun sebelum tahun 70-an. Mereka sangat luar biasa dalam belajar. Berhitung tanpa alatb bantu mereka mampu. Beranjak ke tahun 70 - 2000 -an, siswa tanpa alat bantu sangat sulit untuk berhitung.

Perkembangan teknologi sangat berpengaruh bagi siswa-siswi di masa sekarang ini. Yang mengembangkan teknologi sekarang ini juga merupakan produk pendidikan tahun 60-80an. Berarti, bisa dikatakan bahwa siswa masa itu lebih brilian semangatnya dibanding masa sekarang ini.

Kembali lagi tentang hari Pendidikan Nasional, bahwa permasalahan lemahnya semangat para siswa harus disikapi secara serius oleh semua fihak baik para orang tua siswa, para teknisi pendidikan dan pemerintah. Ada baiknya duduk dalam satu meja untuk mencari formula yang tepat dalam memajukan pendidikan nasional. Apabila di ajak secara langsung membahas tentang hal itu, lebih baik dan masing-masing mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjawab tantangan bangsa ini ke depan dalam membangun pendidikan Indonesia yang lebih maju, bermartabat dan setara dengan bangsa lain dalam ilmu pengetahuan.

Melalui Hari Pendidikan Nasional tahun ini, harus bertekat untuk memajukan bangsa Indonesia melalui jalur Pendidikan..